MAKALAH DASAR-DASAR
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
“Peranan Penyuluh
Pertanian Dalam Meningkatkan kegiatan GAPOKTAN”
Disusun
oleh
Ria
Yuana Sari
NPM 13210025
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
2014
LEMBAR
PENGESAHAN
MAKALAH DASAR-DASAR
PENYULUHAN
“Peranan
Penyuluh Pertanian Dalam Meningkatkan Kegiatan Gapoktan ”
Di susun Oleh:
RIA YUANA SARI
NPM. 13210025
Telah diperiksa
dan disajikan pada Mei 2014
oleh :
Dosen Mata
Kuliah Dasar-dasar Komunikasi dan Penyuluhan
Ir.Zulkarnaen AW.
M.Sc.
NIP. 003016092.A
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. WbAssalamu’alaikum
Alhamdulillah,
puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Peranan Penyuluh Pertanian Dalam
Meningkatkan Kegiatan Gapoktan”. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Seiring dengan selesainya makalah
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bpk.Zulkarnain
Ali Wahab Selaku dosen
mata kuliah Dasar-dasar Penyuluhan dan Komunikasi.
2.
Semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan tugas
ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya kepada seluruh pembaca
yang budiman.
Wassalamu’alaikum
WRWb
Metro,Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iii
DAFTAR
ISI........................................................................................... iv
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah.......................................................................... 1
2.
Rumusan
Masalah................................................................................... 2
3.
Tujuan...................................................................................................... 2
B. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Penyuluhan Pertanian............................................................ 3
2.
Peran Penyuluh Pertanian ....................................................................... 6
3.
Pengertian Gapoktan............................................................................... 12
4.
Fungsi Gapoktan..................................................................................... 12
5.
Proses Penumbuhan Gapoktan................................................................ 13
6.
Pemberdayaan Gapoktan........................................................................ 13
C. PENUTUP
1.
Kesimpulan.............................................................................................. 14
2. Saran........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
Memenuhi kebutuhan
pangan merupakan tugas terus menerus yang dihadapi oleh suatu Negara dan
Penduduknya . Apabila kebutuhan pangan tersebut terpenuhi , maka baru dapat
dihasilkan kehidupan . Dengan demikian kegiatan pertanian yang efisien berperan
sangat penting . Dan perlunya pendidikan formal maupun non formal bagi para
petani. Penyuluh Pertanian merupakan suatu pendidikan non formal di bidang
pertanian yang dilakukan sebagai upaya pemberdayaan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agribisnis agar mampu menolong dirinya sendiri baik
di bidang ekonomi, social maupun politik, sehingga meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan mereka dan suatu bentuk pengaruh social yang dilakukan secara
sadar . Upaya pemberdayaan petani dan nelayan beserta keluarganya melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemandirian agar mereka mau
dan mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki, meningkatkan daya saing
usahanya, kesejahteraan sendiri serta masyarakatnya (Zakaria,2006).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah
tentang ” Bagaimana Peranan Penyuluhan
Pertanian Dalam Meningkatan Kegiatan
Gapoktan?”.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk menguraikan tentang Peranan Penyuluhan Pertanian Dalam Meningkatan kegiatan Gapoktan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyuluh Pertanian
Sumberdaya manusia merupakan salah satu
faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yaitu menciptakan sumberdaya manusia yang
berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
menghadapi persaingan global yang selama ini terabaikan. Dalam kaitan itu ada
dua hal yang penting yang menyangkut kondisi sumberdaya manusia pertanian di
daerah yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sumberdaya petugas dan sumberdaya
petani. Kedua sumberdaya tersebut merupakan pelaku dan pelaksana yang
mensukseskan program pembangunan pertanian.
Berdasarkan Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; penyuluhan didefinisikan
sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan
hidup
(Anonim, 2006). Kata
“penyuluhan” diyakini mengacu dari istilah bahasa
Belanda voorlichting yaitu memberikan penerangan kepada orang agar dapat
menemukan jalan. Atas dasar pengertian tersebut maka penyuluhan dapat
diartikan sebagai
keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi
secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat
sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Oleh sebab itu tugas utama
seorang penyuluh pertanian adalah membantu petani dalam mengambil
keputusan (van den Ban dan Hawkin, 1999). Dari pengertian diatas terlihat
bahwa fungsi penyuluhan yang sesungguhnya relatif berbeda dengan pemahaman yang
selama ini ada di masyarakat, dimana penyuluhan hanya dianggap sebagai proses
mengajarkan teknologi kepada petani.
Penyuluhan pertanian diyakini sangat terkait erat dengan keberhasilan.pembangunan pertanian (Anonim, 2005). Namun, penyuluhan pertanian tidak
bisa bekerja sendiri. Keberhasilan penyuluhan tidak bisa dilepaskan dari
dukungan teknologi tepat guna yang disertai dengan kebijakan harga,
ketersediaan saprodi
dan modal yang kondusif bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian
(Pickering, 1983). Oleh karena itu pelaksanaan penyuluhan hanya akan
memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan kesejahteraan petani apabila
disertai dengan dukungan sistem agribisnis yang menyeluruh dari hulu sampai ke
hilir.
Menurut FAO (Food and Agriculture Organization) bahwa prinsip utama
penyuluhan adalah “bekerja dengan masyarakat, bukan untuk
masyarakat”. Oleh karena itu prinsip utama penyuluhan modern
diharapkan mencakup empat aspek yaitu:
a. Saran dan informasi. Saran teknis dan informasi
mengenai berbagai aktivitas
mendukung usahatani seperti harga pasar dan sumber permodalan sangat
bermanfaat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
b. Keterampilan dan ilmu. Petani membutuhkan ilmu dan keterampilan dalam
mengelola usahataninya agar dapat memberikan manfaat secara optimal dan berkelanjutan.
c. Organisasi petani. Efektivitas dan produktivitas petani
akan dapat ditingkatkan
apabila mereka memiliki saluran aspirasi dan wadah kerjasama melalui
organisasi yang baik. Penyuluh diharapkan mampu mendorong untuk
memperkuat organisasi petani.
d. Membangun kepercayaan diri. Berbagai ketertinggal dan keterkucilan sosial
mengakibatkan petani sering tidak memiliki rasa percaya
diri. Tugas pokok
penyuluh adalah meyakinkan petani bahwa mereka mampu melakukan
perbaikan terhadap dirinya (Gabriel, 1991).
Keberhasilan penyuluhan pertanian di masa orde baru cenderung
menggunakan pendekatan dipaksa, terpaksa dan biasa. Petani dipaksa untuk
menerima teknologi tertentu, sehingga petani terpaksa melakukannya, dan
kemudian petani menjadi biasa melakukannya, yang pada akhirnya petani akan
meningkat kemampuannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas
usahataninya. Dalam era reformasi dan otonomi sekarang ini, pendekatan dari
atas tentunya sudah tidak relevan lagi karena yang diinginkan adalah petani dan
keluarganya mengelola usahataninya dengan penuh kesadaran, bukan terpaksa,
serta mampu melakukan pilihan-pilihan yang tepat dari alternatif yang ada, yang
ditawarkan penyuluh pertanian dan pihak-pihak lain.
Dengan pilihannya itu maka
petani menjadi yakin bahwa dia akan dapat mengelola usahataninya dengan
produktif, efisien dan menguntungkan serta berdaya saing tinggi. Dalam
melakukan pilihan inilah, petani mendapatkan bantuan dari penyuluh pertanian
dan pihak lain yang berkepentingan dalam bentuk hubungan kemitrasejajaran
sehingga tidak terjadi pemaksaan (Anonim, 2005)
Sementara itu salah satu sumberdaya
manusia petugas pertanian adalah kelompok fungsional yaitu kelompok Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL), di mana Penyuluh Pertanian adalah petugas yang
melakukan pembinaan dan berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani.
Tugas pembinaan dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya petani di bidang
pertanian, di mana untuk menjalankan tugas ini di masa depan penyuluh harus
memiliki kualitas sumberdaya yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja,
profesional serta berwawasan global.
“Penyuluhan secara sistematis adalah
suatu proses yang (1). Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi
dan melakukan perkiraan ke depan; (2). Membantu petani menyadarkan terhadap
kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut; (3). Meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta membantu
menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4). Membantu
petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan
masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka
mempunyai berbagai alternatif tindakan; (5). Membantu petani memutuskan pilihan
tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal; (6). Meningkatkan motivasi
petani untuk dapat menerapkan pilihannya ; dan (7). Membantu petani untuk
mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil
keputusan”( Van Den Ban, et.al ,2003).
2.2. Peranan Penyuluh Pertanian
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk
melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya
memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Kegiatan
tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh pertanian (Van Den
Ban dan Hawkins, 1999). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Kartasapoetra (1994) yang menyatakan penyuluh pertanian merupakan agen bagi
perubahan perilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi
petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri,
yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran
penyuluh, petani diharapkan menyadari akan kebutuhannya, melakukan peningkatan
kemampuan diri, dan dapat berperan di masyarakat dengan lebih baik.
Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan
yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain
pihak, petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang
diberikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat
mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan
petani.
Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian adalah
meningkatkan produksi pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan
bahan pangan yang semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia.
Pembangunan seperti ini harus berkelanjutan dan seringkali harus dilakukan
dengan cara yang berbeda dari cara yang terdahulu. Oleh karena itu, organisasi
penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting di dalam situasi tersebut
terutama di negara yang sedang berkembang (Ilham, 2010).
Van Den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa konsep
dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang disadari.
Komunikasi yang disengaja melalui informasi adalah untuk membantu petani
membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang benar serta mengubah
perilaku petani menjadi lebih baik.
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan
(status) seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukan menunjukkan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban harus saling
berkaitan yang dijalankan seseorang sesuai dengan ketentuan peranan yang
seharusnya dilakukan dan sesuai dengan harapan peranan yang dilakukan
(Departemen Pertanian, 2009).
Tidak salah kalau orang mengatakan bahwa penyuluh
pertanian itu ujung tombak pembangunan pertanian. Sebagus apapun program
pertanian tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak melibatkan penyuluh.
Merekalah yang dilapang produksi berhubungan langsung dengan petani, turut
memikirkan bagaimana tanaman, ternak, ikan yang dikelola petani bisa
menyejahterakan petani. Merekalah yang mengemban kebijakan dari pemberi tugas
untuk berhasil baik dan benar dan merekalah yang langsung mendorong petani bisa
mencapai keberlanjutan keseimbangan alami bagi lahan yang dikelola dan
lingkungannya.
Dalam mengemban tugasnya penyuluh tidak hanya berada
pada satu posisi saja tetapi penyuluh bisa menempatkan dirinya pada posisi
didepan , ditengah atau dibelakang.
a) Posisi
Depan
Manakala berada di posisi depan, penyuluh harus bisa
memberi tauladan kepada petani seperti cara bertani menggunakan teknologi maju,
mengatasi serangan hama penyakit.
b) Posisi
tengah
Manakala berada di posisi tengah, penyuluh berada
ditengah-tengah petani, berdialog dengan petani dan bisa mengkreasikan karsa
bersama petani, mengintegrasikan modernisasi dengan tradisi petani sehingga tercipta
suatu sistem yang sangat berharga.
c) Posisi belakang
Manakala berada di posisi belakang, penyuluh menjadi
pendorong para petani sehingga para petani sebagai pelaksana agribisnis bisa
berorientasi mencapai nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan
Mengingat bahwa penyuluhan merupakan kegiatan
pendidikan non formal dan bahwa pendidikan merupakan proses yang diharapkan
membawa kepada perubahan perilaku yang diinginkan, karenanya diperlukan beragam
cara untuk menciptakan situasi belajar yang baik. Cara-cara menciptakan situasi
belajar tersebut secara populer disebut dengan metode penyuluhan. Metode-metode
penyuluhan ini merupakan pendekatan dasar untuk melakukan pendekatan, mendorong
dan mempengaruhi anggota masyarakat petani untuk belajar (Leagans
1960;Dahama&Bhatnagar1980).
Penyuluh pada dasarnya dapat berperan sebagai Pengisi
kehampaan pedesaan, Penyebar hasil-hasil penelitian, Pelatih pengambilan
keputusan, Rekan pemberi semangat, Pendorong peningkatan produksi suatu
komoditas, Pelayan pemerintah.
1. Peran
Penyuluh Sebagai Pengisi Kehampaan Pedesaan
ialah untuk melengkapi petani dengan teknologi dan
informasi baru. Sehingga petani dapat mengembangkan pertanian mereka. Jika
kendala yang terdapat ialah pasar bagi hasil-hasil tani maka penyuluh dapat
mendorong mereka untuk segera membuatnya. Apabila yang belum tersedia ialah
sistem irigasi yang baik maka penyuluh dapat turun langsung membantu
menyelesaikan masalah tersebut. Dan begitu sterusnya, peran penyuluh disini
ditekankan untuk melengkapi aspek-aspek pertanian yang belum lengkap atau
berjalan baik.
2. Peran Penyuluh Sebagai Penyebar Hasil-hasil
Penelitian
Penyuluh akan segera memberi pengertian kepada petani
dan mentransfer hasil-hasil penelitian yang ia ketahui, hal ini biasanya
terjadi jika penyuluh menemukan petani yang masih sangat tradisional tetapi
jika kondisinya petani yang modern dan telah menemukan metode terbaik untuk
pertaniannya maka kemungkinan juga penyuluh yang belajar dari petani.
3. Peran
Penyuluh Sebagai Pengisi Pelatih Pengambil Keputusan
Dalam hal ini penyuluh mempunyai peranan untuk
membantu para petani untuk lebih terampil dalam mengambil keputusan yang
terbaik bagi mereka sendiri. Peran ini akan membantu petani untuk lebih berani
mengambil keputusan. Seperti keputusan harga jual, untung-rugi, menawar harga
pupuk dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya keberanian petani untuk
mengambil keputusan akan berdampak pada tingkat perekonomian mereka, sehingga
menjadi lebih baik. Selain itu, penyuluh juga dapat memberikan alternatif
pilihan kepada petani ketika petani menghadapi keputusan yang sulit. Perlu
ditekankan disini, keputusan sepenuhnya diambil oleh petani, penyuluh hanyalah
sebagai bahan pertimbangan.
4. Peran
Penyuluh Sebagai Rekan Pemberi Semangat
Dalam mengadopsi teknologi umumnya masyarakat desa
masih takut menanggung resiko dan lebih mengutamakan kebersamaan. Oleh karena
itu, dibutuhkan rekan pemberi semangat untuk mendorong mereka. Tidak hanya
menyemangati saja peran penyuluh disini tetapi juga memberi semangat para
petani untuk terus maju. Inovasi akan muncul dengan sendirinya apabila petani
mau terus mencoba. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan petani, dengan
penyuluh yang terus mendampingi dan memberi semangat diharapkan pertanian
Indonesia dapat berkembang.
5. Pendorong
Peningkatan Produksi suatu komoditas
Salah satu tujuan penyuluhan pertanian adalah
mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi
pertanian atau ternak tertentu. Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk
menggerakkan petani untuk membudidayakan produksi komoditas tertentu yang
dianjurkan pemerintah tersebut. Salah satu contohnya adalah Program PIJAR di
Provinsi Nusa Tenggara Barat
6. Peran
Penyuluh Sebagai Pelayan Pemerintah
Peran ini terkait dengan kepentingan pemerintah,
seperti peran pendorong penigkatan suatu komoditas tertentu. Selain itu peran
penyuluh sebagai penyebar hasil-hasil penelitian juga mengindikasikan penyuluh
sebagai pelayan pemerintah. Penyuluhan tidak akan berhasil sepenuhnya apabila
penyuluh terus tunduk pada pemerintah, karena pemerintah tidak tahu kondisi
lapangan yang sebenarnya.
Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan
indikator banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang
mampu mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang
tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah berbasis
komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat
berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada keberhasilan
perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat, lebih dari itu akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah. Ke
depan arah pembangunan, menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui
pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini
akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan sumberdaya manusia yang
berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga kesinambungan dan
ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja diukur dari kemampuan
petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan
petani dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efisien,
berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang pasar dan mampu
menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya perubahan dalam
pembangunan pertanian.
Dapat dilihat bahwa peran penyuluh sangat berat,
mengharuskannya memiliki kemampuan tinggi, Oleh karena itu, kualitas dari
penyuluh harus terus ditingkatkan sehingga mampu berperan dalam memberikan
penyuluhan dan mewujudkan pembangunan pertanian.
Peranan agen penyuluhan pertanian adalah membantu
petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan
caraberkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani.
Peranan utama penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk
mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan
menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing masing
pilihan tersebut.
Menurut Van Den Ban dan Hawkins
(1999), agen penyuluhan dapat membantu petani memahami besarnya pengaruh
struktur sosial ekonomi dan teknologi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,
dan menemukan cara mengubah struktur atau situasi yang menghalanginya untuk
mencapai tujuan tersebut. Mereka dapat membantu petani meramalkan peluang
keberhasilan dengan segala konsekuensinya, dengan memberikan wawasan luas yang
dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek sosial dan aspek ekonomi.
Menurut Rasyid (2001) belum optimalnya peranan
penyuluhan pertanian dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat partisipasi petani
terhadap penyuluh pertanian sebagai akibat rendahnya mutu pelayanan penyuluhan
pertanian. Selain itu lemah dan tidak sistematisnya sistem pendanaan sehingga
menjadi salah satu penyebab rendahnya kinerja penyuluh pertanian dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Penyuluh pertanian ke depan adalah penyuluh
pertanian yang dapat menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator petani
dengan melakukan peranan yang sesuai antara lain sebagai: penyedia jasa
pendidikan (educator), motivator, konsultan (pembimbing),
dan pendamping petani.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan
penyuluh, baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal tersebut
meliputi; tingkat pendidikan, motivasi, kepribadian dan harga diri serta
keadaan sosial budayapenyuluh. Adapun faktor eksternal tersebut meliputi;
manajemen organisasi penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh
penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang
berada di bawah koordinasinya. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh
pihak pimpinan organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengupayakan peningkatan kompetensi penyuluh (Departemen Pertanian, 2009).
2.3 Gabungan Kelompoktani
Gabungan
beberapa kelompoktani yang berada dalam satu wilayah administrasi pemerintahan
untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif (Peraturan Menteri
Pertanian , nomor : 273/Kpts/ OT.160/4/2007, tanggal 13 April 2007,
tentang Pembinaan Kelembagaan Petani).
Wilayah kerja GAPOKTAN sedapat mungkin di wilayah administratif
desa/kecamatan, tetapi sebaiknya tidak melewati batas wilayah kabupaten/kota.
2.4 Fungsi Gapoktan
1. Unit Usaha Jasa produksi untuk memenuhi
kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas, kontinuitas dan harga);
2.Unit Usaha Jasa Penyediaan saprotan
(pupuk bersubsidi, benih bersertifikat, pestisida dan lainnya)
serta menyalurkan kepada para petani melalui kelompoknya;
3.Unit Usaha Jasa Penyediaan Modal
Usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman kepada
para petani yang memerlukan;
4. Unit Usaha Jasa Proses Pengolahan
Produk para anggota (penggilingan, grading, pengepakan dan lainnya) yang
dapat meningkatkan nilai tambah,
5.
Unit Usaha Jasa Menyelenggarakan Perdagangan,
memasarkan/menjual produk petani kepada pedagang/industri hilir.
2.5 Proses
Penumbuhan Gapoktan
antara lain
sebagaai berikut:
1.
Mengidentifikasi kelompok-kelompok tani yang mempunyai jenis usaha hampir
sama pada wilayah tertentu (sentra/kawasan pertanian).
2.
Setiap kelompok mengadakan koordinasi untuk bekerjasama antar kelompok
yang satu dengan kelompok yang lainnya.
3.
Melaksanakan pertemuan/musyawarah antar pengurus kelompok (yang mewakili
kelompok) untuk membuat kesepakatan-kesepakatan usaha dengan skala yang lebih
besar dalam upaya memperkuat posisi tawar (bergaining position).
4.
Membuat aturan-aturan yang pengikat (sebaiknya secara tertulis) terhadap
kesepakatan dari musyawarah antar kelompok tersebut serta sanksi-sanksinya
apabila terjadi pelanggaran kesepakataan.
5.
Menentukan pengurus dari Gapoktan tersebut untuk melaksanakan kegiatan usaha
bersama sesuai dengan kebutuhan Gapoktan tersebut. Penentuan pengurus Gapoktan
harus dapat mewakili kepentingan dari semua kelompok yang bergabung.
6.
Membuat Berita Acara yang diketahui oleh Instansi Pemerintah terkait.
7.
Adanya Rencana Usaha bersama (RUB)
2.6 Pemberdayaan Petani melalui Gapoktan.
Dengan
bergabungnya kelompok tani tersebut dalam suatu wadah kelembagaan tani dalam
bentuk Gapoktan, keberadaan petani akan lebih berdaya, yaitu sebagai berikut:
1.
Jumlah anggota produksi yang dihasilkan dapat terkumpul lebih banyak, karena
setiap anggota/kelompok mengumpulkannya untuk kepentingan bersama.
2.
Kontinuitas hasil akan lebih mudah diatur, karena Gapoktan dapat
memusyawarahkan rencana usaha kegiatannya bersama kelompok, sehingga jadwal
tanam dan tata laksana kegiatannya dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan
anggota dan kebutuhan pasar.
3.
Petani menjadi subyek, karena Gapoktan diharapkan dapat bernegosiasi
dengan pihak mitra usaha sesuai dengan kebutuhan anggotanya.
4.
Petani mempunyai posisi yang lebih kuat dalam posisi tawar, karena dapat memilih
alternatif yang menguntungkan serta dapat mangakses pasar yang lebih baik.
5.
Dapat menjalin kerjasama usaha yang saling menguntungkan dengan koperasi, baik
sebagai anggota maupun sebagai mitra usaha.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tugas penyuluh adalah menyadarkan petani
akan adanya alternatif -
alternatif, adanya metode-metode lain untuk melakukan pekerjaan
usahatani. Melalui interaksi dengan penyuluh, petani dapat maju dan
berkembang.
Jumlah petani binaan merupakan jumlah petani yang berada di wilayah
kerja penyuluh pertanian dan tergabung ke dalam kelompok-kelompok
tani. Pembinaan pada petani oleh penyuluh harus tertuang dalam rencana kerja
mingguan harus terbagi habis dalam bentuk kegiatan kunjungan atau pembinaan
kepada petani.
Bila jumlah petani binaan banyak, maka
jumlah Gapoktan pun akan semakin banyak. Jumlah ideal Gapoktan yang dapat dibina
melebihi delapan kelompok, maka akan menjadi kesulitan bagi penyuluh dialam.melakukan pembinaan secara rutin. Dengan demikian jumlah petani yang dibina
akan berpengaruh pada kinerja mereka.
3.2
SARAN
Bagi para penyuluh
Penyuluh
harus harus lebih aktif melaksanakan
tugasnya sebagai jembatan transfer ilmu dari para peneliti kepada para petani
Bagi pemerintah
Pemerintah
harus ikut serta berpartisipasi dan lebih mengedepankan progam yang pro
terhadap penyuluh agar progam pembangunan pertanian lebih bisa berjalan dengan
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar